“Berkasnya.” Nabila mengulurkan tangannya pada Jeno sesaat setelah makannya selesai, namun langsung dibalas gelengan cepat oleh laki-laki itu. “Cerita dulu,” katanya menagih. Nabila bersandar pada kursinya selagi menghela napas. “Jujur, gue bahkan bingung harus cerita gimana.” Jeno memperhatikan gerak-geriknya, bahkan Jeno bisa melihat bagaimana gelisahnya gadis itu sekarang. Entah apa yang sedang mengusik pikirannya saat ini, Jeno juga bertanya-tanya apakah Barga tau bahwa Nabila sedang banyak pikiran seperti ini di saat hari pertunangan keduanya tersisa dua hari lagi? Apa mereka berdua sedang ada masalah? Tapi Jeno rasa bukan karena jika mereka memang benar-benar ada masalah, mengapa Nabila ingin membaca ulang berkas tentang