Ternyata Ical kembali tak sendiri. Ada Hasan yang menyusulnya kala menunggu cuanki pesanan Edo. Perkataan Edo tadi, membuat sikapku serba salah. Gugup, senang, bersyukur. Entah kapan hari itu datang, namun setidaknya kini ada sedikit kepastian dalam hubungan kami. Edo tak mungkin asal meminta jika dia tak serius denganku kan? Apakah berarti kecurigaan Edo jika kepercayaanku padanya perlahan mengikis benar adanya? Ya, aku tak menampiknya. Seperti yang orang-orang bilang, teori dan praktek hasilnya bisa sangat berbeda. Itu pulalah yang terjadi padaku. Sebelum kami berpisah, aku amat sangat yakin jika aku akan tetap mempercayainya sepenuh hati. Tapi begitu merasakan langsung sulitnya hubungan jarak jauh, gelombang curiga dan amarah terus saja menggulung setiap hari. Kadang aku bisa menahann