Sudah lebih dari lima menit aku hanya mengamati Mas Al yang terlelap di sampingku. Matanya terpejam rapat, bibirnya terkatup erat. Rambutnya terlihat berantakan. Aku tidak tahu kapan Mas Al kembali naik dan tidur di sampingku karena semalam dia sempat pamit ke bawah. Kalau aku boleh menebak, sepertinya dia mandi lagi. Ini terlihat dari handuk setengah basah yang tergeletak di ranjang lantai bawah. Kebetulan, kisaran setengah jam yang lalu aku sempat turun ke kamar mandi untuk pipis. Jujur, aku mendadak merasa bersalah padanya. Dia pasti meredam mati-matian hasratnya. Andai aku tidak sedang haid, mungkin semalam aku ikut melanggar syaratku sendiri. Pesona Mas Al terlalu sulit untuk ditolak. Aku meraih ponselku untuk melihat jam. Saat ini masih pukul dua lebih lima belas menit. Aku aka