50. Pesan Malam Hari

2124 Kata

“Saya bersedia menikahi Anna, Om,” ujarku sore itu ketika lagi-lagi aku datang ke rumah sakit untuk menjenguk Anna. Sama seperti sebelumnya, Anna masih terbaring damai di tempat tidur. “K-kamu serius, Al?” tanya Om Putra agak terbata. Gurat bahagia tercetak jelas di wajah beliau. “Iya, saya serius.” Aku mengangguk mantap. “Hal semacam ini enggak mungkin saya main-main. “Kedua orang tuamu sudah tahu?” “Sudah, Om.” Om Putra seketika terduduk di kursi dan dan aku segera memegangi pundak beliau. Pasalnya, beliau hampir saja jatuh karena sedikit oleng. Tante Umi hari ini tidak ikut ke rumah sakit karena lagi-lagi beliau drop. Aku bisa merasakan tulang yang tajam ketika memegangi pundak Om Putra. Itu menandakan betapa beliau semakin kurus setiap harinya. Andai Anna tahu Ayahnya seper

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN