Fathan mengajakku bertemu di sebuah kedai kopi yang lokasinya agak masuk dari area jalan raya. Kedai itu konsepnya outdoor dan lokasinya cukup luas. Begitu tiba di lokasi, kedainya terlihat sepi. Aku hanya melihat ada beberapa pengunjung. Padahal lokasinya cukup strategis. Pemandangannya juga bagus karena dekat dengan sawah dan rel kereta api. Kedai kopi di Jogja biasanya relatif ramai dengan mahasiswa akhir atau mahasiswa yang sekadar mengerjakan tugas. Hari ini entah kenapa berbeda. Atau mungkin ramainya menunggu malam tiba. Aku mencari meja nomor tiga puluh tiga. Fathan bilang dia sudah tiba sejak sepuluh menit yang lalu. Baguslah, dia yang mengajak bertemu jadi dia juga yang harus datang lebih dulu. “Sepertinya waktumu longgar sampai mengajakku bertemu di sini,” ujarku begitu d