“Cantiknya, anak Mama!” Aku yang baru saja menuruni tangga, seketika berhenti. Di bawah, Ayah dan Mama sedang mendongak menatapku. “Berlebihan atau enggak, Ma, kondangan begini?” Aku meringis. Tiba-tiba aku agak tidak pede. “Enggaklah! Cantik begitu. Berlebihan apanya?” “Make up-nya?” “Kaya gitu berlebihan? Enggaklah! Banyak yang jauh lebih heboh dari kamu.” Ayah mengangguk setuju. “Kaya biasanya kamu, kok, An. Cuma emang baju itu bikin kamu makin cantik.” “Jadi malu kalau dibilang gitu.” Aku terkekeh. “Baju yang dipilih Mas Al emang cantik, sih, Yah.” “Selera dia kan memang bagus. Nyatanya, istri aja harus kamu.” Aku tertawa. “Ayah bisa aja. Makasih, lho!” Aku menghampiri meja makan, tetapi tidak ikut makan karena tadi sudah. Aku hanya mengambil air putih satu gelas da