“Rupanya kekasihmu salah satu fans ku,” Isyana tersenyum samar. “Dia tahu semua kegiatanku akhir-akhir ini.” Ia terkekeh, menoleh ke arah Albi. Sejak tadi Albi diam, tidak menunjukkan reaksi apapun, bahkan setelah mengetahui project kerjasama Isyana dan Gavin, yang sialnya justru diketahui dari mulut Christine.
Albi seolah enggan berkomentar apapun, hanya sorot mata yang berbicara. Tapi Isyana tidak mampu mengartikan arti dari tatapan lelaki itu, selain kian menajam, juga semakin menakutkan.
Janjinya bersama Madam Rita dan Gavin terpaksa ditunda, tapi Isyana berencana akan menemui mereka setelah pulang dari kediaman orang tua Albi.
Merasa dirinya terus diabaikan, Isyana pun memutuskan untuk pergi tanpa berpamitan. Untuk apa pamit pada lelaki yang hanya diam saja sejak tadi, seperti o
