Hari sudah pagi, jam alarm Adila berdering sangat keras. Segera dia bangun dan meluruskan kedua tangan dan badannya. Dia menguap sangat lebar. Mengerjap-ngerjap kedua matanya. Dia pun duduk terlihat bengong entah mau ngapain. Ditelusuri seluruh kamarnya, mungkin ada sesuatu yang terlupakan olehnya. Tertuju pada kalender di dekat meja rias. Tanggal lima belas hari Selasa. Dia pun menyibak selimut ke samping, turun dari tempat tidur, dengan wajah diri yang belum terkumpul semua para roh di tubuhnya. Dia menarik kedua kakinya ke kamar mandi. Di sana dia berdiri di depan cermin. Betapa berantakan nya dirinya saat ini. Rambut begitu acak-acak. Mata masih sipit karena belum sempurna untuk membuka. Kemudian, dia mengambil pasta gigi dan odol. Mulailah dia menggosok giginya dengan rasa malas