“Saya kan sudah sering ingatkan kamu, Jemi. Jangan sampai hamil! Jangan sampai hamil! Pakai pengaman atau minum pil kontrasepsinya. Kenapa kamu ceroboh sekali?” Nike bertanya antara murka, sedih dan kecewa mengetahui fakta jika Jemima ternyata tengah berbadan dua. Jemima menangis sesenggukkan dengan masih menggenggam alat penguji kehamilan yang menampilkan dua garis merah. Dia juga syok akan hasil tersebut. Sedih, bingung harus bagaimana nantinya. Jika kehamilannya nanti diketahui oleh pihak kampus, bukan tidak mungkin dia akan di-DO. Dia juga tidak mungkin menggugurkan kandungannya. Bagaimana pun, bayi di rahimnya sekarang berhak untuk hadir ke dunia ini. Meski dia tidak bisa menjamin kelayakan hidup pada bayinya nanti. “Sekarang bagaimana, Jemi? Kamu masih kuliah. Kalau ketahuan pihak