57. Rindu yang Belum Terobati

1311 Kata

Jemima tersenyum memandangi hasil masakannya. Ini adalah hari ketujuh dia tinggal di apartemen tersebut. Dia merasa kerasan sekali tinggal di sana. Pemandangan dari jendela kamar begitu cantik. Akses ke kampus dan tempat kerjanya juga lebih mudah. Justru sekarang Jemima lebih menyukai menggunakan transportasi umum dibanding mengendarai motor sendiri. Merapikan penampilannya, Jemima keluar untuk mengantarkan hasil masakannya tersebut untuk Aris. Dia sengaja masak sedikit lebih banyak untuk berbagi denga pria itu, yang telah berbaik hati menampungnya di apartemen ini. Jemima tiba di depan pintu kamar Aris dan menekan tombol kecil di atas nomor kode akses. Tak lama, pintu pun terbuka dan dia mendapati Aris yang sudah berpakaian lengkap. “Selamat pagi, Kak,” sapa Jemima begitu pintu terbuka

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN