50. Jangan Macam-Macam

1201 Kata

“Sakit, Pak.” Jemima merintih kesakitan saat Semeru membubuhkan obat cair di lukanya. “Tahan dulu. Makanya jangan pecicilan,” omel Semeru sembari sedikit menekan kain kasa pada luka Jemima. “Pak, sakit banget. Pelan-pelan.” Jemima kali ini berteriak. Mencoba menjauhkan kakinya dari jangkauan Semeru. Tapi percuma saja, karena pria itu terlalu kencang memegangi kakinya. “Diam dulu, Jemi. Ini biar cepat kering lukanya.” “Tapi sakit.” Jemima meringis kesakitan. “Iya, tahan dulu.“ Semeru mengambil plester untuk menutup luka Jemima itu. “Nah, sekarang sudah nggak sakit kan?” Jemima mengangguk saja, padahal luakanya masih sangat nyeri. “Sekarang tinggal tangannya ya.” Semeru tersenyum pada Jemima yang menatapnya sendu. Dengan perlahan, pria itu membubuhkan lagi obat pada luka di tangan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN