"Udah makannya?" Ethan mengambil tisu mengelap mulut anak laki-lakinya yang baru saja makan ayam kentaki dengan nasi hangat. Di sampingnya sudah ada satu set mainan yang tadi sempat dipilih sebagai hadiah dari nasi yang dibeli. Sebenarnya trik itu sangat murahan. Menjual makanan dengan embel-embel dapat hadiah. Padahal mereka menaikan harga jualnya sehingga mainan itu ibaratnya mereka beli sendiri. Tentu saja hal itu sangat menarik perhatian anak-anak termasuk Elang. "Udah kenyang. Sekarang ngantuk." Elang menyahut singkat. "Enak banget, habis makan langsung tidur gitu." Ethan mencibir seraya tertawa. "Memangnya harus apa? Main game boleh, kemarin console yang diberikan Om culun itu juga enak dipakai," celetuk Elang dengan wajah acuh tak acuh seperti Ayahnya. "Om culun?" Sebelah al