Merelakannya

1083 Kata

Pengap. Ruangan itu begitu pengap dan gelap. Hanya ada secercah cahaya dari layar handphone­ yang juga menampilkan wajah kuyu pemiliknya. Ikhsan terus terpekur sambil menggulir foto-foto yang ada di galeri handphone-nya itu. Di luar sana matahari pagi sudah terbit. Kehidupan manusia lainnya pun sudah dimulai, namun tidak bagi Ikhsan. Sudah tiga hari ini dia hanya mengurung dirinya dikamar. Dia tidak beranjak dari sana sama sekali. Ikhsan menghabiskan waktunya dengan tidur, meskipun sebenarnya dia tidak pernah benar-benar terlelap. Matanya masih terpaku pada kumpulan foto-foto dirinya dan Arini. Sorot mata itu terlihat menyimpan kesedihan yang teramat dalam. Sesekali helaan napasnya terdengar lirih di ruangan yang sunyi itu. Lama-kelamaan Ikhsan memejamkan matanya sembari mengangguk pelan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN