“Eh, Novan... ada apa kamu malam-malam datang ke sini?” ibu Arini terkejut melihat Novan di balik pintu. Novan tersenyum tipis. “Ini Buk, Mama nyuruh aku nganter ini.” Novan menyerahkan sebuah rantang yang sudah dibungkus rapi. “Astaga... padahal sudah larut malam, lho,” tukas ibu Arini. Novan pun memanjangkan lehernya untuk melihat suasana di rumah Arini. Menyadari hal itu, ibu Arini pun segera menarik lengannya. “Ayo masuk dulu!” “Eh, nggak usah, Buk... ini sudah terlalu malam,” tolak Novan. “Siapa, Buk...?” ayah Arini keluar dari kamarnya. “Eh, Novan...!” Novan pun akhirnya masuk setelah dipaksa oleh ayah Arini. Novan dan pak Handoko pun terlibat obrolan hangat seputar ini-itu. Ibu Arini pun dengan sigap menyuguhkan dua cangkir kopi yang masih mengepulkan asap. “Bagaimana peke