Goyah

1087 Kata

Malam semakin larut. Rintik hujan semakin deras menerpa bumi. Arini terus berjalan gontai di bawah hujan yang mengguyur tubuhnya. Tatapan matanya terlihat kosong. Bibirnya menggigil dan sudah berwarna keunguan karena dingin. Arini masih belum percaya bahwa Ikhsan bisa berbuat seperti itu. Tatapan bengis itu, mimik wajah penuh kebencian itu. Semua itu masih terbayang di pelupuk matanya. Langkah Arini pun terhenti. Dia perlahan menoleh ke belakangnya. Kosong. Gelap. Tidak ada siapa-siapa. Ikhsan bahkan tidak lagi mengejarnya. Ikhsan bahkan membiarkannya pergi seorang diri di tengah malam dan hujan seperti ini. Tatapan Arini beralih pada keadaan sekitarnya. Sekarang dia bahkan tidak tahu sedang berada di mana. Jalanan begitu sepi. Hanya ada barisan pohon dan lampu jalan yang berdiri sejajar

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN