Edo memutuskan untuk pindah tempat, situasinya semakin tidak terkendali saat Resti menangis histeris dan terus mengucapkan kata maaf berulang kali. Belum ada penjelasan yang dapat membuat Edo dan Tiara mengerti, namun Resti terus menangis tanpa henti, alhasil Edo dan suami Resti yang bernama Tomi memutuskan untuk menyewa salah satu kamar hotel. Setidaknya disana mereka bisa lebih tenang, walaupun tangis Resti tidak akan berhenti dalam waktu sebentar. “Maafkan istri saya, emosinya sedikit terganggu akhir-akhir ini.” Tomi meminta maaf atas perubahan emosi Resti. “Tidak apa-apa, tenangkan saja dulu. Dia pasti sangat tertekan dengan suasana hati seperti itu.” Edo memang bukan dokter psikiater, yang bisa memahami perubahan emosi seseorang, namun lingkungan pergaulan bedo bersama dokter