Azuraa langsung membekap mulut Dea yang berceloteh tanpa diminta, membuat Arya sontak mengerutkan kening. “Tantangan apa? Hadiahnya apa, Dea?” tanyanya curiga. “Eh, bu-bukan apa-apa! Hanya tantangan biasa saja!” tepis Azuraa, merasa konyol sendiri jadinya karena sudah memberikan tantangan itu untuk Emran, dia tak mengira jika Arya juga muncul di sini. Merasa tidak puas dengan jawaban yang ada, karena Dea pun akhirnya bungkam sambil menahan tawa di samping Azuraa, Arya bergegas menghampiri Emran. Emran pun sudah mengira jika Arya akan mendatanginya, maka begitu lelaki itu tiba di hadapannya dia hanya menegakkan tubuhnya dan tetap duduk di kursinya menyambut rivalnya itu. “Hai?” sapa Emran, karena Arya malah diam saja dan berdiri di depannya. Arya melirik sekilas pada Emran, dia lalu

