“Baiklah, mari bersihkan tubuhmu!” ucap Emran seraya menurunkan tubuh Azuraa ke dalam bak mandi dengan lembut. Azuraa tersenyum menahan tawa, dia duduk duduk kedua tangan menyilang di depan d**a dan menekuk kedua kakinya, menyembunyikan bagian paling menggoda dari tubuhnya. Emran justru terlihat tersenyum-senyum saja, selagi dia menyalakan keran mengalirkan air hangat memenuhi bak mandi. “Kau masih sama, kenapa harus malu?” ucapnya seraya menyentuh rambut Azuraa yang tergerai bergelombang. Azuraa menggelengkan kepalanya, dia lalu menatap Emran. “Dua tahun, rasanya wajar kalau aku memiliki rasa malu untuk berpolos ria di hadapanmu,” katanya. Emran tertawa kecil, dia menumpahkan sabun cair wangi ke dalam air sambil mengunci pandangan pada Azuraa. “Airnya sudah naik, kau sudah bisa san

