Rani tersenyum hangat seraya menyentuh tangan Azuraa.
“Terlepas dari bagaimanapun masa lalu kalian, takdir mempertemukan kalian lagi dengan cara yang manis seperti ini. Tidak ada salahnya memberi kesempatan padanya, juga saya yakin dialah yang selama ini diharapkan olehmu, benar?”
Azuraa tersenyum.
“Entah kenapa, aku merasa mendapatkan saudara dengan adanya Mbak Rani di sini. Terimakasih, ya!” ucapnya tulus.
Rani mengangguk. Di dalam hati dia pun sebenarnya tak menyangka jika akan bertemu dengan wanita yang dicari oleh sepupunya, Emran. Pertemuan pertamanya dengan Azuraa sungguh-sungguh tak sengaja, ketika dia dalam pelarian dari kejaran orang suruhan keluarganya sendiri.
“Sebenarnya, aku ingin mengungkapkan sesuatu di sini tapi …,"
“Mbak?”
Rani mengerjap tersadar dari lamunannya,
