Sabrina sudah diijinkan untuk kembali bekerja setelah hampir tiga hari istirahat di rumah. Kini ia sudah berada di bangku kesayangannya yang sudah lebih dari dua tahun menemaninya bekerja. Arsa belum datang karena tadi ia berangkat lebih dulu diantar oleh Pak Slamet seperti biasanya. Pekerjaannya sudah menumpuk sebab tiga hari lamanya ia tinggalkan. Mungkin aktifitas sang direktur bisa diatasi dengan menyuruh pegawai lain di bagian lain yang biasanya Arsa perintahkan untuk menggantikan posisinya, tetapi untuk urusan tugas harian, Sabrina tidak pernah memberikannya kepada orang lain untuk mengerjakan. Ia lebih memilih untuk bekerja lembur dibanding harus orang lain yang mengerjakannya. Di saat ia tengah fokus menatap layar komputer dengan jari jemari di atas papan keyboard, seorang pr