Pagi itu, suasana di rumah penuh dengan semangat dan kegembiraan. Julian, yang kini sudah berusia enam tahun, mengenakan seragam barunya—kemeja putih bersih, celana pendek biru tua, dan sepatu hitam mengilap. Farah membetulkan dasi kecil di kerah putranya sambil tersenyum lebar. "Kamu terlihat tampan sekali, Julian," katanya dengan nada lembut. Julian tersenyum lebar, matanya berbinar penuh antusiasme. "Mama, aku nggak sabar ketemu teman-teman! Aku mau cerita kalau aku bikin menara Lego besar waktu di Paris!" serunya dengan suara riang. Maven, yang sedang berdiri di dekat pintu dengan kunci mobil di tangannya, ikut tersenyum mendengar celoteh anaknya. "Tapi jangan lupa untuk mendengarkan guru juga, ya," ujarnya sambil mengacak rambut Julian dengan lembut. Ketiganya masuk ke dalam