Malam itu udara dingin menyelimuti kamar tidur keluarga kecil Maven. Farah terbangun tiba-tiba, merasakan sakit yang menusuk di perutnya. Dia terdiam sejenak, mencoba mengatur napasnya, tapi rasa mulas yang semakin kuat membuatnya panik. Dia tahu, saat yang mereka nantikan selama sembilan bulan ini akhirnya tiba. Dengan tangan gemetar, Farah meraih lengan Maven yang sedang tertidur pulas di sebelahnya. Dia mengguncang tubuh suaminya dengan lemah. "Maven, bangun... Aku rasa aku mau melahirkan," bisiknya dengan suara bergetar. Maven hanya bergumam pelan, tidak sepenuhnya terbangun. Farah, yang mulai kehilangan kesabaran karena rasa sakit semakin intens, mengguncang lengan Maven lebih keras. "Maven! Aku mau melahirkan sekarang!" teriaknya kencang. Maven langsung terbangun dengan mata