Pagi itu, Farah baru saja menyelesaikan sarapannya. Dia melangkah ringan ke pintu, ransel sudah di punggung, siap berangkat kuliah. Jadwal hari ini cukup padat, dan dia tidak ingin terlambat. Namun, langkahnya tiba-tiba terhenti. Sebuah tangan mencegatnya. Farah menoleh, mendapati ibunya berdiri di ambang pintu. Tatapan tajam ibunya langsung membuat Farah merasa ada sesuatu yang serius. "Ada apa, Bu?" Farah bertanya, alisnya terangkat, mencoba membaca ekspresi ibunya. Ibu tidak langsung menjawab. Sebaliknya, wanita itu berdiri tegak, kedua tangannya bersedekap di depan d**a. Napasnya terdengar berat, seolah menahan sesuatu yang sudah lama ingin diucapkan. "Farah," suara ibunya akhirnya pecah, dingin dan tegas. "Berhenti kerja di kafe Rami. Cari pekerjaan lain." Farah menghel