Farah duduk di ruang tamu, menatap Ibu yang sedang sibuk dengan ponselnya, sesekali melirik ke arah Tante Rami yang sedang menata beberapa barang di meja makan. Ketegangan di rumah ini semakin terasa setelah Ibu dan Tante Rami sering beradu mulut. Setiap kali mereka berbicara, rasanya seperti ada api yang menyala di antara mereka, dan Farah selalu merasa terjepit di tengah-tengahnya. Ibu, yang selalu memberikan nasihat keras, tampak semakin sulit diajak berbicara. Tante Rami, meskipun sering bersabar, tidak bisa menutupi ketidaksenangannya terhadap sikap Ibu yang seolah-olah meremehkan segala yang dilakukan Farah. Farah merasa canggung. Dia merasa tidak enak tinggal terlalu lama di rumah Tante Rami, yang sudah sangat baik padanya. Setiap kali melihat Tante Rami dan Ibu bertengkar, Farah