Sore itu, Farah menunggu di kampus, memandang sekeliling dengan cemas. Matanya menangkap sosok yang ditunggunya, dan senyum merekah di wajahnya. Om Maven, pria yang telah mengubah hidupnya, melambaikan tangan, berjalan menuju arahnya.
"Kau datang," kata Farah, suaranya penuh kegembiraan.
"Tentu saja, sayang. Aku janji akan menjemputmu, kan?" Om Maven tersenyum lebar, matanya penuh kegantengan.
Farah berdiri, menganggukkan kepalanya dengan malu. "Ayo kita pergi, Om."
Mereka berjalan berdampingan menuju mobil mewah Om Maven. Farah tak pernah terbiasa dengan kemewahan seperti ini, tapi ia berusaha untuk tetap tenang. Om Maven membuka pintu untuknya, dan Farah masuk, merasakan kemewahan kursi kulit.
"Kau terlihat cantik hari ini, sayang," puji Om Maven saat ia duduk di samping Farah.
Far
