Farah yang duduk di sofa ruang tengah dengan gaun rumahnya yang nyaman, menggenggam cangkir teh hangat sambil menonton acara favoritnya di televisi. Hari itu begitu tenang, atau setidaknya, begitulah yang dia pikirkan. Seorang pelayan datang dengan langkah tergesa, membawa sebuah paket berbungkus kertas cokelat yang tampak biasa saja. “Nyonya, ada paket untuk Anda,” kata pelayan itu, menyerahkannya pada Farah dengan sopan. Farah mengernyit. Dia tidak pernah memesan apa pun, dan Maven—suaminya—biasanya selalu memberitahunya jika dia mengirim sesuatu. Namun, pikiran itu cepat bergeser. Senyum kecil menghiasi wajah Farah saat dia berpikir, Maven pasti ingin memberikan kejutan. Maven selalu penuh kejutan manis sejak mereka menikah. Dengan perasaan penuh antisipasi, Farah membuka paket itu.