bc

Menikahi Om, Ayah Kekasihku

book_age18+
215
IKUTI
4.4K
BACA
billionaire
revenge
dark
love-triangle
contract marriage
one-night stand
family
HE
love after marriage
age gap
fated
forced
friends to lovers
pregnant
arranged marriage
playboy
kickass heroine
heir/heiress
drama
tragedy
sweet
bxg
lighthearted
serious
kicking
bold
campus
city
office/work place
cheating
rejected
secrets
affair
actor
like
intro-logo
Uraian

Liona dan Ryan sudah bertunangan lama, tapi tiba-tiba orang tuanya menyuruh Liona mengalah dan memberikan Ryan pada adiknya yang bernama Vina. Liona juga baru tahu kalau tunangannya setuju untuk membatalkan pertunangan mereka dan memilih adiknya.Liona yang merasa tidak adil memikirkan cara untuk membalas perbuatan mereka dengan mendekati ayah dari Ryan yang bernama Wirya. Wirya memegang kuasa penuh terhadap Ryan."Jadi suamiku, Om," pinta Liona."Pernikahan bukan hal yang main-main, Liona. aku tahu kamu melakukan itu untuk membalas Ryan," balas Wirya."Tapi aku juga ingin menikah, Om tahu kalau aku dan Ryan harusnya menikah, tapi tidak kesampaian. Aku juga tahu Om merindukan kasih Sayang dari seorang istri, aku bisa menjadi istri yang baik!"

chap-preview
Pratinjau gratis
Bab 1. Nikahi Aku, Om!
"Om, aku mohon, nikahi aku!" Seorang wanita muda tampak sedang memohon pada Wirya Argantara–pria berusia 44 tahun yang merupakan ayah dari mantan kekasihnya. Bukan tanpa alasan, wanita yang biasa dipanggil Liona itu sampai nekat mengutarakan keinginannya pada pria yang nyaris saja menjadi mertuanya. Ryan–mantan kekasihnya malah memutuskan secara sepihak hubungan mereka dan yang lebih menyakitkan lagi, Ryan justru memilih Vina–sang adik tiri sebagai istrinya. "Liona, kamu kenapa?" tanya Wirya dengan nada lembut, meski ia tahu betul ada sesuatu yang tidak beres. Liona hanya bisa menahan isak tangisnya. Tubuhnya bergetar hebat, bukan hanya karena dingin, tetapi juga karena perasaan yang menghancurkan. "Om ... aku tidak tahu harus bagaimana lagi." Suara Liona terdengar tersekat. "Tolong, Om, aku butuh bantuan." Wirya merasa hati tuanya tergerak. Ia sudah lama mengenal keluarga Liona, ada sesuatu di dalam diri Liona yang membuatnya merasa iba, ditambah Wirya melihat sikap keluarga Liona yang begitu pilih kasih. Liona duduk di kursi, menarik napas panjang sebelum akhirnya berbicara dengan penuh kepedihan. "Om, Ryan melamar Vina." Wirya terdiam sesaat. Terdengar jelas, Ryan adalah putranya, namun apa yang baru saja Liona katakan mengagetkan. "Kenapa secepat itu?" Liona mengusap air matanya, berusaha keras menahan isak tangis. "Kenapa aku tidak bisa menjadi bagian dari hidupnya? Kenapa aku tidak pernah dilihat? Selama ini aku selalu berusaha untuk membuat Ryan tidak kesulitan, tapi dia lebih memilih Vina. Vina yang paling disayangi di keluargaku, Vina yang selalu disanjung-sanjung. Ryan, dia meninggalkanku begitu saja dan sekarang dia melamar adikku." Liona semakin terisak, suara tangisnya semakin keras. Wirya mendekat, duduk di samping Liona yang masih tertunduk, berusaha memberikan kenyamanan yang minim. "Liona, aku paham itu pasti sangat menyakitkan. Tapi kamu harus kuat. Jangan sampai perasaan itu merusak dirimu." Liona mengangkat wajahnya, matanya merah dan bengkak karena tangisan. "Om, aku ingin balas dendam pada mereka. Aku ingin membalas mereka," katanya, suara Liona kini berubah menjadi lebih tajam, penuh dengan kebencian yang terpendam. Wirya menatapnya bingung. "Membalas?" Liona menundukkan kepala, sejenak merenung, sebelum akhirnya mengangkat wajahnya dengan tekad yang menakutkan di matanya. "Om, aku minta tolong pada Om. Menikahlah denganku. Kalau Om menikahiku, maka aku bisa mengobati sakit hatiku. Aku akan menunjukkan pada ayahku dan pada Ryan, bahwa aku tidak bisa diremehkan. Aku ingin membuat mereka tahu bahwa aku tidak kalah dari Vina. Aku akan jadi istri yang baik untuk Om, Om yang sudah lama menduda, yang sudah lama merindukan kehadiran seorang wanita." Wirya terkejut. Kata-kata Liona seperti petir yang menyambar, mengguncang jiwa tuanya yang telah lama tidak bergejolak. Meskipun ia sudah berusia lebih tua, meskipun ia sering merasa sepi tanpa seorang wanita, mendengar permintaan itu terasa terlalu jauh dan salah. "Liona, itu bukan jalan yang benar. Kamu sedang terluka dan aku bisa mengerti itu. Tapi balas dendam seperti itu hanya akan menghancurkanmu lebih dalam. Aku sudah tua dan tidak sebanding denganmu." Liona menggenggam tangan Wirya dengan erat, matanya penuh dengan harapan dan kesedihan. "Om, aku berjanji akan menjadi istri yang baik untuk Om. Aku tidak akan merepotkan Om. Cuma satu hal yang aku minta, Om. Hanya satu. Dengan menikahiku, Om akan memberikanku kesempatan untuk memperbaiki semuanya. Aku bisa membuat Ryan menyesal, aku bisa membuat mereka semua tahu betapa aku harus dihargai." Wirya menatap Liona dalam-dalam. Ia melihat penderitaan yang nyata di wajah gadis itu dan meskipun hatinya terasa tersentuh, ada sesuatu yang membuatnya ragu. Ia bukan pria muda lagi dan menikah bukanlah keputusan yang bisa dibuat begitu saja. Terlebih, perasaan Liona yang jelas sangat dipengaruhi oleh amarah dan kecewa. Menikah untuk membalas dendam adalah ide yang terlalu berisiko, baik bagi dirinya maupun Liona. "Liona," kata Wirya dengan nada lembut namun tegas. "Aku paham kamu sedang terluka. Aku juga paham kalau kamu ingin memperbaiki keadaan. Tapi menikahi kamu hanya untuk balas dendam bukanlah solusi. Itu akan membuat semuanya semakin buruk." Liona menatapnya, matanya berisi harapan yang mendalam. "Om, tolong. Aku tidak tahu lagi harus bagaimana. Aku hanya ingin mereka tahu, aku juga bisa punya kebahagiaan. Tolong beri aku kesempatan. Aku akan membuat Om bahagia, aku berjanji." Wirya menatapnya lama. Hatinya teriris melihat Liona yang begitu terjebak dalam kebingungannya. Namun ia tahu, meskipun hatinya dipenuhi perasaan yang rumit, ia tidak bisa mengiyakan permintaan itu. "Liona, ini bukan jalan yang tepat. Balas dendam hanya akan membawa lebih banyak kesakitan. Kamu harus belajar melepaskan, bukan membalas." Liona menunduk lagi, air matanya kembali mengalir. "Kenapa Om tidak bisa mengerti?" bisiknya. "Aku hanya ingin membuat mereka merasa apa yang aku rasakan." Tapi Wirya hanya bisa menatap Liona dengan penuh keprihatinan. Ia tahu, meskipun Liona menginginkan balas dendam, ada satu hal yang lebih penting, kesembuhan. Dan itu adalah sesuatu yang hanya bisa ditemukan jika Liona mampu melepaskan rasa sakit itu, bukan dengan menciptakan lebih banyak penderitaan. Wirya menghela napas panjang. "Aku mengerti, Liona. Tapi kamu membuat keputusan ini dalam keadaan sakit hati dan itu bisa saja kamu sesali untuk ke depannya. Pernikahan itu bukan permainan yang bisa dijadikan ajang balas dendam. Aku tahu itu dan aku tidak ingin gagal seperti dulu." Wirya jadi teringat pernikahannya yang dulu gagal karena mantan istrinya belum selesai dengan masa lalu dan sekarang sama saja. Liona datang dengan masa lalu yang belum selesai karena ingin balas dendam. "Aku tidak akan menyesal!" teriak Liona dengan lantang. "Aku tidak akan pernah menyesal, jika nanti Om membuangku, aku tak akan menyesalinya. Aku tahu ada harga yang harus aku bayar dengan permintaanku ini, jadi aku mohon pada Om untuk menikahiku!" lanjut Liona. Wirya menatap Liona dalam-dalam, dia melihat keseriusan di mata Liona dengan tekad yang kuat dan juga dendam. Di satu sisi, Wirya juga merasa bersalah karena ulah putranya, Liona jadi hancur seperti sekarang dan dia sangat merasa bertanggung jawab mengobati luka yang Ryan timbulkan. Wirya menarik napas dalam dalam. "Aku akan berusaha, tapi tidak untuk menikahimu. Aku hanya akan membuatmu bahagia dan melupakan luka yang Ryan timbulkan. Jadi apa permintaanmu yang lain?" tanya Wirya. Liona menggeleng cepat, dia tidak punya keinginan lainnya selain itu. "Tidak! Tidak ada yang lain! Aku hanya ingin Om menikahiku saja! Jika tidak, maka Om sama saja jahatnya seperti Ryan, seperti orang tuaku. Kalian semua menyakitiku." Liona menatap Wirya tajam. Wirya berdiri dan memandang keluar jendela yang basah oleh hujan. Malam itu terasa begitu panjang, dan ia tahu, jalan yang benar untuk Liona bukanlah jalan yang dia pilih. "Jadi kamu ingin aku menikahimu ...? Kapan?"

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar

read
6.4K
bc

Takdir Tak Bisa Dipilih

read
8.7K
bc

Kusangka Sopir, Rupanya CEO

read
30.2K
bc

Terjebak Pemuas Hasrat Om Maven

read
32.3K
bc

Rayuan Sang Casanova

read
3.8K
bc

Desahan Sang Biduan

read
36.8K
bc

Benih Cinta Sang CEO 2

read
19.6K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook