Doni duduk di ruang tamu yang sunyi, matanya sesekali melirik ke jam dinding yang terus bergerak, namun pikirannya terasa begitu berat. Sejak pagi, rasanya waktu berjalan lebih lambat. Mungkin karena ia sudah menunggu terlalu lama. Sesekali ia mengalihkan pandangannya ke arah jendela, berharap melihat mobil Farah yang meluncur masuk ke halaman rumah. Sementara itu, pikiran Doni terus dihantui oleh hal-hal yang tak terucapkan. Ada sesuatu yang mengganjal di hatinya, sebuah perasaan yang datang sejak beberapa hari terakhir, terutama sejak ia mulai memperhatikan tingkah laku Vina, anak mereka. Tiba-tiba, suara mobil yang memasuki halaman rumah memecah kesunyian. Doni menoleh, melihat sosok Farah turun dari mobil dengan tas yang menggantung di bahunya. "Ada yang perlu kita bicarakan," ka