Hujan turun deras, menepuk-nepuk jendela kaca ruang tamu Doni. Suasana di dalam rumah itu terasa lebih berat dari biasanya, dengan udara lembab yang mengisi setiap sudut. Ryan duduk di sofa, wajahnya serius, matanya menatap kosong ke luar jendela. Ia merasa terjebak, tak tahu harus bagaimana. Perasaannya bercampur aduk, bingung antara menjalani hidup yang sudah ia pilih atau mengikuti suara hati yang selalu mengarah pada Liona. Namun, suara itu tak bisa ia biarkan terlalu lama menguasai, karena ada sesuatu yang lebih besar yang kini ia hadapi, pernikahan dengan Vina, Doni, yang duduk di seberangnya, mengamati dengan seksama. Wajahnya tampak tegas, penuh penekanan, seolah mengirimkan pesan yang tak bisa dibantah. Dia tak bisa membiarkan Ryan melepaskan kesempatan ini. Vina, yang merupakan