Doni menginjak gas dengan keras, memacu mobilnya di jalanan sepi yang membentang menuju rumah. Jalan itu seperti jalan hidupnya, lurus, tetapi penuh dengan batu-batu tak kasat mata yang menghancurkan. Sesekali, dia memukul setir dengan keras, seolah bisa melampiaskan semua kekesalan yang membelenggunya. Wajahnya yang kusut memandang lurus ke depan, tetapi pikirannya tak bisa berhenti berputar, kembali kepada kejadian yang baru saja dia alami di rumah sakit. Farah. Yang selama bertahun-tahun dia percayai sepenuhnya. Dan Vina, yang selama ini dia anggap darah dagingnya, anak kandungnya. Kenyataannya? Semua itu hanya sebuah kebohongan besar yang telah dipertahankan oleh Farah dan disembunyikan dengan rapat. Betapa bodohnya dia! Betapa mudahnya dia tertipu oleh wajah manis Farah dan senyum Vi