Bab 95. Luka Terpendam

1084 Kata

Vina membuka matanya perlahan, cahaya lampu kamar rumah sakit membuatnya sedikit menyipitkan pandangan. Tubuhnya terasa lemah, dan kepala berdenyut ringan. Ia melihat seorang perawat berdiri di sisi tempat tidur, tersenyum lembut. “Syukurlah Anda sudah siuman,” kata perawat itu. “Tadi Anda pingsan di halaman rumah sakit. Kami langsung membawa Anda ke sini. Keluarga Anda juga sudah dihubungi.” Vina mencoba duduk, meskipun tubuhnya terasa berat. Tangannya secara refleks mengelus perutnya, tempat janin kecilnya tumbuh. Sentuhan itu menenangkan sekaligus menyakitkan. Ia mengingat kembali tujuannya datang ke rumah sakit ini, untuk bertemu Ryan. Tapi apa yang terjadi sebelumnya berputar kembali di kepalanya, membuat dadanya terasa sesak. Ryan. Nama itu melintas seperti pisau yang mengiris hat

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN