Vina duduk di sudut kamar, memandangi Ryan yang tampak tenang, meski dalam hatinya terasa ada gejolak. Sejak pagi tadi, suasana di rumah itu terasa dingin, tak seperti biasanya. Ryan, bersikap acuh dan seolah-olah menghindari tatapannya. Vina sudah mencoba berbagai cara untuk menarik perhatian Ryan, namun hari ini dia hanya merasa semakin terasing.
"Ryan," panggil Vina pelan, suaranya hampir tenggelam oleh suara detakan jam dinding yang seolah mengingatkan betapa lama waktu sudah berlalu. Ryan tak menoleh. Matanya terfokus pada layar ponselnya, entah apa yang dia lihat, yang jelas dia tak berniat untuk mendengarkan Vina.
Dengan hati yang semakin sakit, Vina memberanikan diri mendekati Ryan. "Kenapa kamu tidak pernah mendengarkan aku sekarang?" tanyanya, nadanya bergetar, memendam rasa ke
