Vina berdiri di depan cermin, matanya memandang bayangannya sendiri yang tercermin di permukaan kaca. Dengan perlahan, ia mengenakan lingerie merah yang sudah lama ia simpan di dalam lemari. Ia tahu betul betapa Ryan, suaminya, menyukai warna itu. Rambutnya yang hitam legam dibiarkan tergerai, memberikan kesan sensual yang ia harap bisa menarik perhatian Ryan. Ia menyarungkan gaun transparan itu dengan penuh percaya diri, berharap malam ini menjadi malam yang berbeda. Sudah lama rasanya hubungan mereka berjalan datar. Vina merasa kesepian, meski Ryan selalu ada di rumah. Namun, akhir-akhir ini ia merasa seperti ada yang hilang. Ryan, suaminya yang dulu penuh perhatian, kini tampak terjarak, lebih sering tenggelam dalam pikirannya sendiri. Vina keluar dari kamar tidur dan melangkah pelan