Liona duduk diam di samping ranjang ayahnya, matanya menatap wajah lelaki tua yang terbaring lemah, tak bergerak. Di sekelilingnya, suasana rumah sakit terasa sunyi, hanya suara alat medis yang bersuara pelan. "Liona ...." Suara ayahnya terdengar serak, penuh kelembutan yang jarang terdengar. "Kamu... di sini?" Liona hanya mengangguk, namun hatinya dipenuhi campuran perasaan. Dia ingin marah, ingin mengungkapkan semua kekecewaannya, namun melihat ayahnya yang begitu lemah, dia hanya bisa menahan diri. "Maafkan Ayah," kata Doni, yang akhirnya membuka suara. Doni menatap Liona dengan mata penuh penyesalan. "Ayah sadar, selama ini tidak adil padamu. Ayah malu atas sikap Ayah terhadapmu." Liona terdiam, kata-kata itu terasa begitu berat, tapi sekaligus aneh, karena itu datang terlalu terl