Bab 102. Pilihanku

1610 Kata

Ruang sidang itu terasa mencekam. Semua mata tertuju pada Ryan dan Vina, pasangan yang pernah menjadi simbol cinta, tetapi kini duduk di kursi berbeda, terpisah oleh jarak yang tak kasat mata. Hakim memulai sidang dengan suara tegas, memanggil nama mereka untuk membahas gugatan perceraian yang diajukan Ryan beberapa bulan lalu. Vina duduk kaku. Matanya yang sembab menunjukkan malam-malam tanpa tidur yang telah ia lalui. Tubuhnya yang semakin membulat karena kandungan membuat semua perasaan bercampur—kesedihan, kemarahan, dan rasa bersalah. Di sudut ruang, Ryan tampak dingin dan tak tersentuh. Wajahnya begitu datar, sulit membaca apa yang sedang ia pikirkan. "Saudara Ryan Aditya," suara hakim memecah keheningan. "Apakah Anda masih ingin melanjutkan gugatan ini?" Semua orang menahan napas

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN