Malam itu, angin sepoi-sepoi dari jendela kamar membelai wajah Wirya yang duduk termenung di tepi ranjang. Suara detik jam terdengar pelan di tengah heningnya ruangan. Liona, tengah sibuk merapikan selimut untuk tidur. Namun, Wirya tampak gelisah. Ada sesuatu yang sejak tadi sore mengganjal di pikirannya, dan ia tahu bahwa ini bukan sesuatu yang bisa ia abaikan begitu saja. "Liona," panggilnya perlahan, suaranya terdengar ragu. Liona berhenti sejenak, memandang suaminya yang duduk dengan tangan saling menggenggam, seperti sedang menyiapkan keberanian untuk berbicara. "Ada apa, Mas?" tanyanya lembut, menghampiri dan duduk di sebelah Wirya. "Aku ingin bertanya sesuatu," ujar Wirya, nadanya penuh kehati-hatian. Liona menatapnya dengan tatapan penuh perhatian. "Tanyakan saja. Ada yang meng