Mobil melaju perlahan di jalan raya yang lengang pagi itu. Di kursi depan, Liona tampak sibuk menatap layar ponselnya, sesekali mengetik pesan dan menghela napas panjang. Wirya yang duduk di belakang kemudi melirik istrinya, menyadari kegelisahan yang terpancar dari wajahnya. “Kamu masih coba menghubungi Ryan?” tanya Wirya sambil tetap fokus pada jalan di depan mereka. “Iya,” jawab Liona singkat. Dia mengetik pesan lagi, lalu meletakkan ponselnya di pangkuan. “Tapi dia tidak balas, tidak seperti biasanya. Ponsel Ryan sepertinya mati.” Wirya mendesah pelan. “Aku juga tidak bisa menghubunginya tadi. Mungkin dia lagi sibuk atau … entah. Hubungi dia nanti lagi saja, jangan terlalu dipikirkan.” Liona mengangguk kecil, meskipun raut wajahnya masih menunjukkan rasa khawatir. Wirya mengulurkan