Cinta mengetuk pintu terlebih dahulu, lalu membukanya. Meringis lebar saat berdiri tegak di antara celah yang baru ia buka. “Boleh masuk, Bang?” tanya Cinta. “Ada yang mau saya bicarakan.” “Masuk!” titah Raksa lalu menunjuk kursi yang berseberangan dengannya. “Langsung duduk.” Cinta segera masuk dan duduk di hadapan pria itu. Untuk satu hal ini, tekadnya sudah bulat dan tidak ada lagi yang bisa mencegahnya. “Apa yang mau dibicarakan?” Raksa memperhatikan ekspresi Cinta dengan seksama. Gadis itu, sudah tidak sesuram kemarin malam, saat mereka berada di lobi. “Saya …” Cinta mengeluarkan amplop putih dari tas ranselnya. Menyodorkan pada Raksa. “Mau mengundurkan diri.” Kedua alis Raksa terangkat tinggi. Meraih amplop tersebut dan membukanya. Membaca inti dari isi surat pengunduran diri y

