“Bagaimana jika kita ... tunda rencana pernikahan kita?” Itulah yang Dika katakan, setelah ulah Ibu Yuli membuat watu mereka terasa membeku. Di tengah malam yang sunyi, Ayana langsung terkesiap mendengarnya. Kedua mata sekaligus tatapannya yang langsung tersentak menatap kedua Dika, tidak bisa berbohong. “B–bukan karena kecelakaan, dan juga sakitku. Sementara harusnya, besok menjadi pernikahan kita–” Seperti yang Ayana yakini sekaligus khawatirkan, alasan Dika menunda rencana pernikahan mereka, bukan karena kecelakaan sekaligus sakitnya. Melainkan karena alasan lain, dan Ayana yakini masih berkaitan dengan Ibu Yuli. “Jika memang tidak jadi, tidak jadi saja. Tidak perlu menunda-nunda. Menunda hanya akan menghadirkan luka baru.” Ayana menyikapinya dengan tegas. “Bukan begitu ... aku h