Laura terlonjak kaget saat mendengar pintu rumahnya terbuka dengan kasar. Ia bergegas bangkit dari sofa, jantungnya berdebar kencang. Langkah cepat terdengar di lantai kayu, dan dalam hitungan detik, sosok wanita paruh baya muncul di ambang pintu ruang tamu dengan wajah penuh emosi. "Mama?" suara Laura lirih, matanya melebar melihat ibu mertuanya berdiri di sana, napasnya memburu seolah habis berlari. "Laura!" Laisa memanggil namanya dengan nada panik, mata tajamnya menyapu seluruh tubuh menantunya, memastikan tidak ada luka yang lebih parah di sana. Tanpa menunggu penjelasan, ia segera melangkah cepat mendekat, matanya penuh kekhawatiran. "Kau baik-baik saja? Aku baru saja menemui Melanie dan memberinya pelajaran! Gadis itu sudah kurang ajar!" ujar Laisa dengan nada tegas, masih