Regan menatap tajam pada Laura yang berdiri tegap di hadapannya. Suara perintah Regan bergema di ruangan yang sunyi, "Lepaskan pakaianmu dan tunjukkan padaku tubuhmu yang indah itu. Tarian striptismu akan menjadi hiburan malam ini."
Laura, dengan ragu-ragu, menggelengkan kepala. "Tapi, Regan, saya tidak bisa..." ucapnya mencoba menolak.
Regan, dengan nada yang tidak menerima penolakan, berkata, "Kau adalah istri kontrakku, Laura. Lakukan apa yang aku perintahkan. Aku ingin melihatmu menari dan memuaskan hasratku."
Laura menelan ludah, rasa takut dan malu bercampur aduk dalam dirinya. Namun, ia tahu bahwa ia tidak memiliki pilihan. Perlahan, ia mulai melepas pakaiannya, gerakan tangannya gemetar. Tubuhnya yang ramping dan seksi mulai terungkap, satu per satu.
Regan tidak dapat menyembun
