Laura membuka matanya perlahan ketika cahaya matahari masuk ke dalam kamarnya. Mata Laura melihat pada wajah tampan Regan yang masih tertidur dan memeluk dirinya erat. Laura tersenyum kecil, jari-jarinya dengan lembut menyentuh wajah suaminya. Dalam hati, ia berharap bahwa Regan benar-benar mau mempertahankan pernikahan ini dan tidak akan pernah menceraikannya. Ia ingin percaya bahwa anak dalam kandungannya akan membawa kebahagiaan bagi mereka. Regan menggerakkan sedikit tubuhnya, lalu membuka matanya perlahan. "Selamat pagi," ucapnya dengan suara serak khas orang yang baru bangun tidur. Laura tersenyum, "Selamat pagi juga." Regan menariknya lebih dekat, memeluknya erat. "Kenapa kamu bangun duluan? Seharusnya kamu tetap tidur di pelukanku." Laura tertawa pelan, "Kalau begitu, aku tidak