Siang itu, setelah mendapatkan tempat duduk di sebuah restoran yang tidak terlalu ramai, Esa menghela napas sebelum akhirnya membuka percakapan. Hani yang duduk di depannya tampak fokus pada daftar menu, tidak menyadari kegelisahan di wajah wanita itu. "Hani..." panggil Esa pelan, membuat Hani mendongak dan menatapnya. "Aku mau minta maaf kalau tadi aku terkesan sok kenal dan sok dekat dengan kamu. Aku tiba-tiba saja mengajak kamu makan siang tanpa benar-benar tahu kamu nyaman atau tidak." Sungguh Esa sendiri jadi merasa tidak enak hati karena tadi nekat mendatangi kantor Hani. Semua demi kakak lelakinya dan juga masa depannya. Dalam benak Esa, apa salahnya jika dia membantu Anggara untuk menemukan jodohnya. Namun, yang Esa tidak kepikiran apakah Hani merasa nyaman atau tidak dengan keha