"Dokter Angga, terima kasih karena sudah mentraktir saya. Maaf jika mungkin pengakuan saya tadi membuat Dokter kecewa sama saya." Meski jujur Anggara kecewa karena baru tau hal penting seperti ini sekarang, akan tetapi dia tak mungkin menyalahi Hani karena Hani memang bukan siapa-siapanya. "Tak apa Hani. Justru saya senang kamu mau jujur sama saya. Seharusnya malah saya yang meminta maaf padamu karena sudah berani menyukainya istri orang. Saya sungguhan tidak tau jika kamu sudah menikah." Hani tersenyum kikuk. "Dokter tidak salah. Saya sendiri juga tidak bisa melarang orang lain menyukai saya. Dan saya doakan semoga dokter segera menemukan perempuan baik yang dokter cintai." "Amin." "Ya sudah kalau begitu saya turun dulu. Salam untuk Esa." Anggara menganggukkan kepalanya. Menatap pun