Wajahku yang sensitif terasa gatal dan memerah akibat make up tebal yang kupakai saat menjadi badut. Setelah mandi, aku tak langsung dandan tapi memakai masker lebih dulu. Pak Ayang memaksaku turun ke bawah untuk menemaninya ngobrol. Terpaksa aku menemuinya dalam keadaan mengerikan lagi. Aku memang tidak ditakdirkan bersikap elegan dan sok cantik di depan Bapak soleh. “Jerawatnya sudah muncul?” “Belum tapi gatal.” “Pakai makeup punya siapa?” “Mas Agung beli di toko yang menjual perlengkapan badut. Gak tahu mereknya tapi makeup nya tahan air dan panas.” “Kalian ini suka sekali melakukan hal aneh.” “Ke rumah Umi Fatim besok saja ya, Bee.” “Gak bisa. Beliau sudah menyiapkan semuanya. Lagipula Om dan Tante bisanya malam ini.” “Siapa mereka?” “Papa dan Mama mu.” “Aku mau dilamar?” T

