Rasa itu nyata

1338 Kata

Anggia berlari ke arah koridor. Ia mendengar kabar, kalau Ayahnya Rafka meninggal. Ia tidak tahu kenapa secepat ini, yang pastinya kabar ini akan berefek tidak baik untuk mentalnya Rafka. Tuh bocah kenapa? Gumam Gara, ketika ia keluar dari toilet. Ia berpapasan dengan gadis itu. Namun Anggia malah terus berlari, seolah tidak melihat kehadirannya. Gara melanjutkan langkahnya menuju kelas. Meski sesekali ia melihat ke arah punggung kecil yang semakin menjauh ke arah parkiran. "Eh, si Anggia kenapa? Ko dia bawa tas?" Tanya Gara, pada ke kedua sahabatnya. Menghadirkan saling lirik penuh tanya antara Teja dan Raya. Lantas setelah itu keduanya terlihat menggeleng. "Eh, tadi gue lihat, dia nerima telpon. Tapi enggak tau dari siapa?" Jelas Raya. "Lo enggak tanya gitu?" Gara berujar, dan Ra

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN