“Mas …” lirihku lagi. Mas Rio malah shock coba! “MAS!” pekik Rain sambil menepuk bahunya lalu mendekatiku, merangkul erat. “MAMI, TETEH PECAH KETUBAN!” “Astaghfirullah!” ujar Mas Rio seraya mengusap kasar wajahnya. Ia pun mendekat, namun Rain mencegahnya menyentuhku. “Mas, mending lo ambil tas persalinan.” Mas Rio nge-freeze lagi. “Mas Rio, NAPAS!” sentak Mami, mencengkeram kedua lengannya. “Tarik!” pandu Mami kemudian. Mas Rio mengikuti. “Tahan. Satu … dua … tiga … hembuskan!” Suamiku nan kasep itu nurut lagi. Sampai tiga kali pengulangan, barulah Mami mengusaikan instruksinya. By the way, aku ikutan inhale, hold, exhale juga lho tadi. “Sudah tenang, Mas?” tanya Mami kemudian. Mas Rio mengangguk. “Reina,” lirihnya kini, menatapku. “Mas ambilin tas,” ujarku seraya merintih ka

