100-DI ATAS DIPAN

2014 Kata

Pesawat masih bergerak menuju gate pemberhentian. Suara riuh redam terdengar dari ruangan di belakang kami. Mungkin para penumpang sudah mulai bersiap untuk meninggalkan pesawat. Gue mengelus punggung tangan Reina yang tengah mengaktifkan kembali ponselnya. Istri gue menoleh, tersenyum hangat. Tak lagi bertanya soal surat warisan seperti sebelumnya. Beberapa langkah menjelang pintu keluar, Gala meniru langkah sumo. Usil aja bercandain gue. Dibalas jangan? Balas dong, pakai jalan gaya kepiting yang malah bikin Reina, Mami dan Papi ngekek begitu pula Gala dan Ara yang menunggu kami. Di titik temu, bocah itu melompat ke pelukan gue. “Kenapa ikut jemput Ayah, boy? Kan sudah malam.” “I miss you!” jawabnya meyakinkan. “Ayah ngga bawa oleh-oleh tapi.” “That’s ok, Ayah. Di rumah banyak j

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN