Dewangga membopong Lyra memasuki rumah. “Panggil dokter Pramono sekarang!” teriak Dewangga ketika melihat salah seorang pelayan menghampirinya. “Baik, Tuan,” balas pelayan itu yang segera berlari ke halaman depan rumah, di mana sepeda motor milik Dewangga terparkir. Dewangga sendiri bergegas membawa Lyra menaiki tangga menuju lantai dua. “Siapkan kotak obat!” teriaknya memberi perintah. Pelayan yang mendengar perintah dari Dewangga itu sontak berlari mengambil kotak obat lalu membawanya kepada Dewangga yang saat ini sudah berada di kamarnya. Dewangga menidurkan Lyra di kasur. Istrinya itu tampak pucat dan berantakan. Pakaian yang dikenakannya bercampur darah dan tanah. Beberapa bagian tubuh Lyra tampak lebam. Bahkan, ada goresan pisau di leher Lyra. “Dasar berengsek!” maki Dewang