110. Kegilaan Elvano

1459 Kata

Perbatasan Karawang-Bekasi beberapa jam kemudian Azkia masih menangis memikirkan Fattan. Dia tahu Elvano tidak pernah bermain-main dengan setiap tindakannya. Meringkuk di atas tempat tidur, tidak lantas membuat azkia lebih tenang. Perasaan takut dan khawatir justru terasa lebih erat merengkuhnya saat itu. “Fattan ….” Azkia menyebut nama Fattan dengan lirih di tengah isak tangisnya. “Kenapa kamu tidak ikut mati saja bersama suamimu?” Pertanyaan Zoya yang diucapkan dengan nada dingin dan sinis menyentak d4d4 Azkia. Azkia bangun dan beringsut ke pinggir ranjang. Dia memandang prihatin pada Zoya. Wanita itu masih saja menjadi kaki tangan Elvano. Hanya karena cinta, Zoya merelakan dirinya menjadi boneka Elvano. “Kenapa kamu bilang seperti itu, Zoya?” tanya Azkia dengan suara sedikit serak

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN